Rabu, 21 Maret 2012

Pengguna Microblogging China Ratapi Aturan Identitas Asli

detail berita
Ilustrasi (Foto: Reuters)
BEIJJING - Tinggal di salah satu wilayah dunia yang memiliki kebijakan sensor ketat, tentu membuat orang berpikir dua kali untuk mengekspresikan pendapat. Salah satunya adalah China, kini pengguna microblogging Weibo harus lebih berhati-hati karena pemerintahnya telah menerapkan aturan baru.

Pada Jumat lalu, pengguna Weibo diharuskan mendaftar menggunakan identitas asli mereka atau kalau tidak maka akan menghadapi konsekuensi hukum. Peraturan ini sebagai upaya pemerintahnya untuk membatasi konten yang berhubungan dengan rumor, kata-kata vulgar dan pornografi.

Untuk diketahui Weibo, yang berarti microblog dalam bahasa China ini dioperasikan oleh beberapa perusahaan dan yang terbesar adalah Sina. Sama seperti Twitter, Weibo memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan singkat 140 karakter.

Tapi tampaknya peraturan baru pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut tidak disambut baik oleh pengguna situs tersebut. Salah satunya adalah Wang Yong, yang biasa melampiaskan rasa kekecewaannya melalui Twitter versi China tersebut kini harus berpikir dua kali karena adanya pembatasan baru dari pemerintah.

“Jelas, saya tidak akan menggunakan Weibo jika harus menggunakan nama asli. Saya tidak ingin diawasi karena ucapan saya,” ujar pria berusaha 27 tahun ini seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (17/3/2012).

Meski begitu, belum jelas bagaimana pihak berwenang akan memberlakukan aturan identifikasi, yang mungkin akan diperkenalkan di kota-kota besar lainnya seperti Shanghai dan Guangzhou.

Sejak peraturan itu diberlakukan, pada Jumat lalu hanya 19 juta dari lebih 300 juta pengguna yang telah mendaftarkan identitas asli mereka dan yang lain mengatakan pada Reuters bahwa mereka tidak akan mendaftar.

“Saya yakin tidak akan menggunakannya (Weibo) lagi. Bagi saya Weibo hanya alat untuk melampiaskan kemarahan dan tekanan. Saya tidak akan bisa lagi melakukannya di masa depan,” tutur Sheng Hui salah satu pengguna Weibo.

Menurut He Weifang, seorang profesor hukum di Peking University, bagian utama dari daya tarik microblog berasal dari kegagalan media pemrintah. “Media resmi China telah melaporkan kritik terhadap pemerintah dan mengekspos kelemahan masyarakat, sehingga negara seperti kami perlu mengandalkan media informal. Karena setelah bisa mengekspresikan pendapat secara online, mereka tidak perlu turun ke jalan,” jelas Weifang.
(fmh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar