Ilustrasi (Foto: Google)
CALIFORNIA - Jack Froese meninggal pada Juni 2011, namun lima bulan setelah kematiannya, orang-orang terdekatnya justru menerima email dari akunnya. Dilaporkan BBC, beberapa email misterius dari akun Froese setelah kematiannya itu berisi informasi yang hanya diketahui oleh dirinya dan si penerima email.
November lalu, temannya Tim Hart merupakan salah satu yang menerima email misterius tersebut. Hart mengatakan, ia menerima email tersebut melalui ponselnya ketika sedang duduk di kursi. “Disitu tertulis, pengirim: Jack Froese. Isinya pesan yang dikirim itu pendek, tapi inti pesan itu hanya saya dan Jack yang mengetahuinya,” ujar Hart seperti dikutip dari New Yahoo, Jumat (16/3/2012).
Subjek email itu, kata Art, “Saya memperhatikan” sedangkan isi teks dari email itu adalah “Kau dengar aku? Aku ada di rumahmu. Bersihkan lotengmu!”. Menurut Hart, sebelum kematiannya, ia dan Froese berbincang di lotengnya dan saat itu Frose terus mengomentari loteng rumahnya yang berantakan. “Di loteng itu hanya ada aku dan dia”, terang Hart.
Tidak hanya Hart, tapi Jimmy McGraw yang merupakan sepupu Froese juga mengklaim telah menerima email misterius setelah kematian Froese. Email itu katanya, memperingatkannya tentang cedera engkel yang terjadi setelah kematian sepupunya tersebut.
“Saya ingin mengatakan bahwa Jack yang mengirim email, hanya saja saya telah melihat dia pergi. Tapi dia masih berusaha untuk menghubungi saya, serta mencoba untuk memberitahu saya untuk semakin merasa lebih baik,” jelas McGraw.
Untuk saat ini, sumber dari email masih merupakan misteri. Tapi sepertinya email itu tidak masalah bagi Hart, menurutnya bisa saja ada orang yang sedang bergurau dan dia tidak peduli hal tersebut.
Hal menarik dan unik tentang ini adalah semua email yang dikirim memiliki kesan pribadi. Meski begitu, ada beberapa kasus yang melaporkan bahwa telah dikirimkan email dari akun orang yang telah meninggal, tapi biasanya dapat dengan mudah ditelusuri ke spam yang mengakses informasi orang yang sudah meninggal.
Sebenarnya bukan hanya email, tapi Facebook juga memiliki masalah yang hampir mirip selama beberapa tahun. Situs jejaring sosial itu mengirimkan pemberitahuan otomatis yang mendorong pengguna untuk ‘reconnect’ dengan akun dari pengguna yang sudah meninggal.
Dalam keadaan normal, fitur tersebut ditujukan untuk membantu pengguna terhubung di dalam lingkaran sosial yang sama. Dalam sebuah laporan New York Times, Facebook mengatakan pihaknya secara aktif mengawasi bagaimana cara terbaik untuk mengatasi akun pengguna yang telah meninggal.
Bahkan ada pilihan bagi mereka yang sengaja ingin mengirim email setelah meninggal. Adalah Switch dari Dead Man, yang memungkinkan pengguna menulis email yang akan dikirim ke sekelompok penerima terpilih setelah meninggal nanti. Situs ini menjelaskan bagaimana mereka dapat mengetahui kapan harus mengirim email-email tersebut.
(fmh)
November lalu, temannya Tim Hart merupakan salah satu yang menerima email misterius tersebut. Hart mengatakan, ia menerima email tersebut melalui ponselnya ketika sedang duduk di kursi. “Disitu tertulis, pengirim: Jack Froese. Isinya pesan yang dikirim itu pendek, tapi inti pesan itu hanya saya dan Jack yang mengetahuinya,” ujar Hart seperti dikutip dari New Yahoo, Jumat (16/3/2012).
Subjek email itu, kata Art, “Saya memperhatikan” sedangkan isi teks dari email itu adalah “Kau dengar aku? Aku ada di rumahmu. Bersihkan lotengmu!”. Menurut Hart, sebelum kematiannya, ia dan Froese berbincang di lotengnya dan saat itu Frose terus mengomentari loteng rumahnya yang berantakan. “Di loteng itu hanya ada aku dan dia”, terang Hart.
Tidak hanya Hart, tapi Jimmy McGraw yang merupakan sepupu Froese juga mengklaim telah menerima email misterius setelah kematian Froese. Email itu katanya, memperingatkannya tentang cedera engkel yang terjadi setelah kematian sepupunya tersebut.
“Saya ingin mengatakan bahwa Jack yang mengirim email, hanya saja saya telah melihat dia pergi. Tapi dia masih berusaha untuk menghubungi saya, serta mencoba untuk memberitahu saya untuk semakin merasa lebih baik,” jelas McGraw.
Untuk saat ini, sumber dari email masih merupakan misteri. Tapi sepertinya email itu tidak masalah bagi Hart, menurutnya bisa saja ada orang yang sedang bergurau dan dia tidak peduli hal tersebut.
Hal menarik dan unik tentang ini adalah semua email yang dikirim memiliki kesan pribadi. Meski begitu, ada beberapa kasus yang melaporkan bahwa telah dikirimkan email dari akun orang yang telah meninggal, tapi biasanya dapat dengan mudah ditelusuri ke spam yang mengakses informasi orang yang sudah meninggal.
Sebenarnya bukan hanya email, tapi Facebook juga memiliki masalah yang hampir mirip selama beberapa tahun. Situs jejaring sosial itu mengirimkan pemberitahuan otomatis yang mendorong pengguna untuk ‘reconnect’ dengan akun dari pengguna yang sudah meninggal.
Dalam keadaan normal, fitur tersebut ditujukan untuk membantu pengguna terhubung di dalam lingkaran sosial yang sama. Dalam sebuah laporan New York Times, Facebook mengatakan pihaknya secara aktif mengawasi bagaimana cara terbaik untuk mengatasi akun pengguna yang telah meninggal.
Bahkan ada pilihan bagi mereka yang sengaja ingin mengirim email setelah meninggal. Adalah Switch dari Dead Man, yang memungkinkan pengguna menulis email yang akan dikirim ke sekelompok penerima terpilih setelah meninggal nanti. Situs ini menjelaskan bagaimana mereka dapat mengetahui kapan harus mengirim email-email tersebut.
(fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar