House of Danar Hadi (disingkat
HDH) adalah sebuah kompleks wisata
heritage terpadu tentang batik yang terletak di kota
Solo di
Jawa Tengah. HDH didirikan oleh perusahaan batik asal Solo PT Batik Danar Hadi pada tahun 2008 dan mengkhususkan
Batik beserta aspek-aspek budayanya sebagai obyek wisata utamanya.
Sejarah Bangunan
HDH terletak di dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan
cagar budaya, bangunan utama di dalam HDH adalah
Ndalem Wuryaningratan. Bangunan ini dulunya adalah kediaman seorang pangeran, cucu dari Raja Solo (
Kasunanan Surakarta) Sri Susuhunan
Pakubuwono IX dan menantu dari Sri Susuhunan
Pakubuwono X yang bernama KRMTA Wuryaningrat. Selain sebagai seorang bangsawan Raden Wuryaningrat juga turut membantu perjuangan kemerdekaan dengan bergabung dengan gerakan
Boedi Oetomo, Raden Wuryaningrat juga pernah menjabat sebagai ketua
Parindra (Partai Indonesia Raya) dan anggota
BPUPKI dari Solo. Bangunan ini dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman
patih dalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya waktu bangunan ini menjadi terbengkalai dan dipenuhi dengan rumput ilalang, sampai akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun 1999 dan direnovasi. Sekarang bangunan ini diubah menjadi
multipurpose function hall.
Museum Batik Kuno
Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah Museum batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi. Museum ini adalah obyek wisata utama di kompleks HDH dan telah dibuka terlebih dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres
Megawati Soekarnoputri. Museum ini menyimpan koleksi kain batik yang mencapai 10,000 helai dan diakui oleh
MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh kultur serta lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu koleksi terpenting di museum ini adalah koleksi batik belanda, yaitu batik yang dipengaruhi oleh budaya Eropa dan dibuat oleh orang-orang Belanda yang menetap di Indonesia pada zaman kolonial. Koleksi kain-kain ini adalah koleksi pribadi dari H. Santosa Doellah, pendiri PT Batik Danar Hadi yang juga merupakan pencetus kompleks HDH. Di belakang Museum terdapat kompleks pabrik batik tulis dan cap yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Sedangkan, di samping museum terdapat juga Cafe Soga, sebuah kafe yang menyajikan tawaran kuliner yang beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar