CALIFORNIA - Seorang akademisi lulusan MIT Department of Aeronautics and Astronautics, Sung Wook Paek mengusung konsep unik untuk menyelamatkan bumi dari ancaman asteroid atau benda luar angkasa berukuran besar yang kemungkinan akan menabrak bumi di 2029.
Sebuah asteroid besar bernama Apophis, memiliki ukuran diameter 1.148 kaki kabarnya akan menghantam bumi pada 2029. Sung memiliki ide dengan cara menembakkan "paintball" putih pada asteroid tersebut. Sehingga, perlahan asteroid itu akan menjauh dari bumi.
Dilansir Dvice, Minggu (28/10/2012), apabila konsep sebelumnya yang telah diketahui menggunakan metode sinar laser untuk menghancurkan atau membelokkan asteroid, kini Sung mengungkap konsepnya dengan menggunakan "paintball" khusus, yang merupakan dekorasi ulang dari asteroid virtual.
Asteroid virtual buatannya ini mampu memiliki daya ledak dengan estimasi lima ton cat berwarna putih. Sung menggunakan kalkulasi untuk menentukan dua ledakan asteroid virtual yang diluncurkan melalui pesawat luar angkasa.
Dengan ledakan "paintball" ini, maka seluruh bagian asteroid Apophis akan terselimuti dengan lima lapisan cat mikrometer berwarna putih, di mana warna putih ini diyakini Sung akan menggandakan reflektivitas permukaan.
Dengan demikian, ini akan memberikan tekanan radiasi matahari atau kekuatan yang ditempatkan pada objek tersebut dengan foton matahari. Sehingga, asteroid itu secara bertahap akan bergerak menjauhi bumi. Anda yang penasaran melihat konsep unik tersebut, bisa mengakses link ini.
Sung berharap, masih ada sekira 20 tahun atau lebih untuk terus mengembangkan konsep yang ia ciptakan. Ia mengatakan bahwa ini merupakan rencana jangka panjang untuk melewati masa kritis di 2029. Selain itu, warna putih pada sekujur asteroid itu juga bisa berfungsi sebagai "penanda", sehingga asteroid itu dapat lebih terlihat dan lebih mudah untuk dilacak.
Atas konsep uniknya ini, Sung berhasil memenangkan proposal penulisan paper tahun ini dengan tajuk Move An Asteroid 2012 Competition yang disponsori oleh Space Generation Advisory Council PBB. Sung juga mendapatkan apresiasi dari NASA, di mana konsepnya dijuluki sebagai "variasi inovatif" dengan memanfaatkan tekanan radiasi matahari. (fmh)
Sebuah asteroid besar bernama Apophis, memiliki ukuran diameter 1.148 kaki kabarnya akan menghantam bumi pada 2029. Sung memiliki ide dengan cara menembakkan "paintball" putih pada asteroid tersebut. Sehingga, perlahan asteroid itu akan menjauh dari bumi.
Dilansir Dvice, Minggu (28/10/2012), apabila konsep sebelumnya yang telah diketahui menggunakan metode sinar laser untuk menghancurkan atau membelokkan asteroid, kini Sung mengungkap konsepnya dengan menggunakan "paintball" khusus, yang merupakan dekorasi ulang dari asteroid virtual.
Asteroid virtual buatannya ini mampu memiliki daya ledak dengan estimasi lima ton cat berwarna putih. Sung menggunakan kalkulasi untuk menentukan dua ledakan asteroid virtual yang diluncurkan melalui pesawat luar angkasa.
Dengan ledakan "paintball" ini, maka seluruh bagian asteroid Apophis akan terselimuti dengan lima lapisan cat mikrometer berwarna putih, di mana warna putih ini diyakini Sung akan menggandakan reflektivitas permukaan.
Dengan demikian, ini akan memberikan tekanan radiasi matahari atau kekuatan yang ditempatkan pada objek tersebut dengan foton matahari. Sehingga, asteroid itu secara bertahap akan bergerak menjauhi bumi. Anda yang penasaran melihat konsep unik tersebut, bisa mengakses link ini.
Sung berharap, masih ada sekira 20 tahun atau lebih untuk terus mengembangkan konsep yang ia ciptakan. Ia mengatakan bahwa ini merupakan rencana jangka panjang untuk melewati masa kritis di 2029. Selain itu, warna putih pada sekujur asteroid itu juga bisa berfungsi sebagai "penanda", sehingga asteroid itu dapat lebih terlihat dan lebih mudah untuk dilacak.
Atas konsep uniknya ini, Sung berhasil memenangkan proposal penulisan paper tahun ini dengan tajuk Move An Asteroid 2012 Competition yang disponsori oleh Space Generation Advisory Council PBB. Sung juga mendapatkan apresiasi dari NASA, di mana konsepnya dijuluki sebagai "variasi inovatif" dengan memanfaatkan tekanan radiasi matahari. (fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar