ilustrasi (foto: Live Science)
WASHINGTON - Penelitian terbaru berhasil mengungkapkan besarnya kekuatan badai yang mengelilingi Saturnus hampir dua tahun lalu. Badai ini membuat temperatur planet bercincin itu melonjak 66 derajat celcius di atas normal.
Dilansir dari Live Science, Minggu (28/10/2012), pengamatan terhadap Saturnus tersebut dilakukan melalui pesawat antariksa Cassini.
"Lonjakan temperatur ini sangat ekstrim sampai sulit dipercaya. Terutama di bagian atmosfer Saturnus yang sangat stabil," ujar pimpinan penulis penelitian tersebut, Brigette Hesman dari University of Maryland.
"Untuk bisa memperoleh temperatur serupa di Bumi, Anda harus menyelam di kedalaman Fairbanks, Alaska di musim dingin lalu ke gurun Mojave pada musim panas," imbuhnya.
Selain itu, para peneliti juga menemukan sejumlah besar ethylene (senyawa berbentuk gas) yang asal-usulnya masih misterius. Ethylene ini muncul sampai 100 kali lipat lebih besar pada masa badai.
Badai di planet bercincin ini pertama kali ditemukan pesawat antariksa Cassini pada Desember 2010. Badai tersebut tampak berupa titik putih besar di Saturnus. Umumnya, badai ini muncul setiap 30 tahun sekali (menurut hitungan tahun di Bumi).
Badai yang paling baru terjadi pada akhir Januari 2011 silam dan merentang sekira 15 ribu kilometer dari utara ke selatan sebelum mulai menghilang pada kisaran Juni tahun yang sama. (yhw)
Dilansir dari Live Science, Minggu (28/10/2012), pengamatan terhadap Saturnus tersebut dilakukan melalui pesawat antariksa Cassini.
"Lonjakan temperatur ini sangat ekstrim sampai sulit dipercaya. Terutama di bagian atmosfer Saturnus yang sangat stabil," ujar pimpinan penulis penelitian tersebut, Brigette Hesman dari University of Maryland.
"Untuk bisa memperoleh temperatur serupa di Bumi, Anda harus menyelam di kedalaman Fairbanks, Alaska di musim dingin lalu ke gurun Mojave pada musim panas," imbuhnya.
Selain itu, para peneliti juga menemukan sejumlah besar ethylene (senyawa berbentuk gas) yang asal-usulnya masih misterius. Ethylene ini muncul sampai 100 kali lipat lebih besar pada masa badai.
Badai di planet bercincin ini pertama kali ditemukan pesawat antariksa Cassini pada Desember 2010. Badai tersebut tampak berupa titik putih besar di Saturnus. Umumnya, badai ini muncul setiap 30 tahun sekali (menurut hitungan tahun di Bumi).
Badai yang paling baru terjadi pada akhir Januari 2011 silam dan merentang sekira 15 ribu kilometer dari utara ke selatan sebelum mulai menghilang pada kisaran Juni tahun yang sama. (yhw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar