Selasa, 28 Februari 2012

Miniatur Kapal Mojokerto Menuju Dunia


Yudhi Wibowo
05/12/2011 08:28
Liputan6.com, Mojokerto: Usaha pembuatan miniatur kapal Phinisi dari Mojokerto, Jawa Timur, terkenal hingga mancanegara. Predikat Usaha Kecil Menengah Ramah Lingkungan dan UKM Pelestari Budaya pun disandang Jemy, pemilik JM Galeri, yang memproduksi miniatur kapal.

Kemampuan Jemy memenuhi kebutuhan pasar dengan skala, kualitas, dan detail yang bagus, membuat usahanya menang dalam persaingan. Jemy pun dapat membantu menyelamatkan lingkungan dengan menggunakan limbah kayu. Dia juga dianggap berhasil membuka lapangan pekerjaan dengan memberdayakan masyarakat sekitar.

JM Galeri berdiri pada 1998. Sejak saat itu, Jemy terus berkarya. Satu di antara karyanya yang banyak diminati adalah pembuatan miniatur kapal.

Jemy membuat banyak miniatur kapal. Dari kapal layar nusantara, seperti Phinisi, cadik, dan Dewaruci hingga kapal layar yang terkenal di mancanegara, seperti Santa Maria, San Juan, Bounty, dan Esmeralda.

Menurut Jemy, usahanya merupakan bagian dari rasa cinta pada karya nenek moyang. Dia sengaja garap dengan mewarisi semangat kegigihan nenek moyang melanglang buana ke segala penjuru dunia menggunakan perahu layar.

Untuk memproduksi satu miniatur kapal dibutuhkan sedikitnya lima hari. Dia menggunakan bahan baku kayu mahoni dan sonokeling yang mudah didapat di daerah Mojokerto. Potongan kayu mahoni untuk membuat badan kapal, mulai dari anjungan hingga buritan. Dalam membuatnya, Jemy membuat sedetail mungkin, mendekati bentuk asli.

Dibantu beberapa karyawan, jemy mampu memproduksi aneka jenis miniatur kapal dari mini hingga yang sepanjang dua meter. Kapal Phinisi dengan tujuh layar, di antaranya tiga layar depan, dua layar utama, dan dua layar puncak. Ini menunjukkan nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi samudera besar di dunia.

Agar nampak lebih indah, Jemy memberi tali pada setiap anjungan miniatur kapal. Bahkan, miniatur kapal ditempatkan di wadah khusus hingga terlihat menawan.

Untuk memasarkan, Jemy dan Hendy Bimo, memanfaatkan berbagai pameran di kota-kota besar. Mereka juga menjual miniatur kapal dengan sistem online. Ini membuat usaha mereka mampu bertahan di tengah persaingan.(ULF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar