Perangkat Biomedical (Foto: Softpedia)
WASHINGTON - Tim ilmuwan dari Joint Institute for Laboratory Astrophysics (JILA) menciptakan perangkat Biomedical yang mampu membunuh bakteri dari jarak jauh. Inovasi yang mereka kembangkan itu kabarnya bisa menghancurkan bakteri dari jarak jauh, hingga 3 meter.
Dilansir Softpedia, Jumat (15/6/2012), tim ilmuwan di JILA berkolaborasi dengan National Institute of Standards and Technology (NIST) serta University of Colorado Boulder (UCB) memanfaatkan laserultrafast untuk menciptakan sisir frekuensi. Teknik tersebut merupakan pengembangan dari teknologi laser sisir frekuensi yang telah ilmuwan ciptakan sebelumnya.
Alat tersebut beroperasi dengan mengukur frekuensi individu cahaya dalam sinar photon dengan presisi ekstrim. Setiap kimia dalam sampel menyerap cahaya dari frekuensi tertentu.
Ketika beberapa zat atau substansi umumnya hadir secara bersamaan, maka akan timbul penyerapan yang ilmuwan sebut sebagai comb teeth. Para ahli dapat menggunakan sisir laser frekuensi untuk mengetahui komposisi kimia dari sampel udara dengan ketelitian yang tinggi.
Sebelumnya ilmuwan tidak menduga bahwa metode ini bisa diterapkan menjadi aplikasi yang berfungsi untuk membunuh bakteri. Dalam sebuah investigasi baru, para ahli dari JILA menggunakan sisir frekuensi dalam kombinasi dengan instrumen yang mampu memberikan aliran udara.
Aliran udara tersebut mengandung molekul yang sangat reaktif yang disebut free radicals (radikal bebas). Ada masalah yang terjadi di tubuh manusia dan penyebab utama oksidasi.
Sehingga, sisir laser frekuensi tersebut bisa digunakan untuk menilai jumlah bahan kimia, termasuk ozon, hidrogen peroksida, asam nitrat dan nitrogen dioksida, dalam aliran udara. Hal ini memungkinkan ilmuwan untuk menganalisis dampak dari perangkat pembunuh bakteri dengan lebih teliti.
"JILA memberikan kami kemampuan unik dari sebuah pengukuran yang sangat sensitif. Salah satunya menghasilkan informasi tentang dinamika interaksi, karena banyak molekul yang bisa diamati secara bersama pada skala waktu yang pendek," ujar asisten profesor dari Electrical Engineering and Bioengineering, Mark Golkowski.
Perangkat yang tim uji coba memungkinkan untuk membabat habis bakteri berbahaya. Bakteri itu antara lain Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus atrophaes dan Escherichia coli.(fmh)
Dilansir Softpedia, Jumat (15/6/2012), tim ilmuwan di JILA berkolaborasi dengan National Institute of Standards and Technology (NIST) serta University of Colorado Boulder (UCB) memanfaatkan laserultrafast untuk menciptakan sisir frekuensi. Teknik tersebut merupakan pengembangan dari teknologi laser sisir frekuensi yang telah ilmuwan ciptakan sebelumnya.
Alat tersebut beroperasi dengan mengukur frekuensi individu cahaya dalam sinar photon dengan presisi ekstrim. Setiap kimia dalam sampel menyerap cahaya dari frekuensi tertentu.
Ketika beberapa zat atau substansi umumnya hadir secara bersamaan, maka akan timbul penyerapan yang ilmuwan sebut sebagai comb teeth. Para ahli dapat menggunakan sisir laser frekuensi untuk mengetahui komposisi kimia dari sampel udara dengan ketelitian yang tinggi.
Sebelumnya ilmuwan tidak menduga bahwa metode ini bisa diterapkan menjadi aplikasi yang berfungsi untuk membunuh bakteri. Dalam sebuah investigasi baru, para ahli dari JILA menggunakan sisir frekuensi dalam kombinasi dengan instrumen yang mampu memberikan aliran udara.
Aliran udara tersebut mengandung molekul yang sangat reaktif yang disebut free radicals (radikal bebas). Ada masalah yang terjadi di tubuh manusia dan penyebab utama oksidasi.
Sehingga, sisir laser frekuensi tersebut bisa digunakan untuk menilai jumlah bahan kimia, termasuk ozon, hidrogen peroksida, asam nitrat dan nitrogen dioksida, dalam aliran udara. Hal ini memungkinkan ilmuwan untuk menganalisis dampak dari perangkat pembunuh bakteri dengan lebih teliti.
"JILA memberikan kami kemampuan unik dari sebuah pengukuran yang sangat sensitif. Salah satunya menghasilkan informasi tentang dinamika interaksi, karena banyak molekul yang bisa diamati secara bersama pada skala waktu yang pendek," ujar asisten profesor dari Electrical Engineering and Bioengineering, Mark Golkowski.
Perangkat yang tim uji coba memungkinkan untuk membabat habis bakteri berbahaya. Bakteri itu antara lain Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus atrophaes dan Escherichia coli.(fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar