Kelompok peretas atau hacktivist anonim, Anonymous, kembali ‘berulah’. Korban selanjutnya dari aksi ‘gila’ kawanan peretas tersebut adalah negara Tunisia.
Anonymous dikabarkan telah meretas 2.725 surat elektronik atau email milik Partai Ennahda yang berkuasa diTunisia.
Dan bahkan, salah satu email yang diretas tersebut milik Perdana Menteri Tunisia, Hamadi Jebali. Lantas apakah motif dibalik aksi Anonymous kali ini?
Seeorang peretas yang memakai topeng Guy Fawkes menyatakan jika aksi mereka didasari atas kekecewaan para anggota partai yang gagal untuk melindungi pengangguran dan seniman yang telah diserang kelompok Islam Slafi.
Celakanya ribuan email yang telah diretas tersebut berisi data-data penting seperti transaksi bank dan faktur selama masa kampanye.
Partai Ennahda saat kampanye pemilihan umum bulan Oktober tahun lalu merekam data transaksi finansial di akun-akun email tersebut.
Dan partai ini berhasil memenangkan pemilu dan mampu mendapatkan 40% kursi di parlemen.
Anonymous juga ‘menggila’ di email pejabat senior Ennahda di kedutaan Turki dengan menyematkan CV Menteri Luar Negeri Rafik Abdesslem.
“Kami menjaga data-data penting Anda. Termasuk data rahasia. Kita harus bekerjasama agar masalah ini tidak menjadi lebih luas,” ancam Anonymous.
Pemerintah Tunisia sendiri hingga hari ini mengaku belum memverifikasi originalitas surat elektronik yang diklaim Anonymous.
“Jika Anda tidak menginginkan data-data ini dipublikasikan di internet, kami meminta dukungan Anda untuk menghormati HAM serta kebebasan berekspresi di Tunisia,” Anonymous melanjutkan.
Apakah Partai Demokrat sebagai partai pemenang pemilu dan partai yang berkuasa di parlemen juga merekam transaksi kampanye politiknya di email? Semoga Anonymous tidak membobolnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar