Ilustrasi (Foto: Google)
CALIFORNIA - Dikabarkan bahwa perusahaan menggunakan aplikasi smartphone gratis, sebagai cara untuk memungkinkan mereka memata-matai pengguna mulai dari pesan teks hingga melacak lokasi.
Hal ini kerap terjadi ketika pengguna hanya menerima sedikit syarat, ketika mereka mengunduh aplikasi. Artinya konsumen memberikan pengembang hak untuk 'memanen' banyak informasi pribadi mereka.
Tapi hal itu dibantah oleh beberapa perusahaan besar, Facebook misalnya, menyatakan bahwa orang yang menggunakan aplikasi smartphone Android setuju untuk memberikan izin membaca pesan teks. Meksipun begitu, raksasa jejaring sosial ini mengatakan belum memanfaatkan hak tersebut.
Situs media sosial seperti Flickr dan Yahoo! diduga membaca pesan teks melalui aplikasi mereka, sedangkan aplikasi dari perusahaan yang lebih kecil memungkinkan mereka untuk mengekstrak rincian tentang kehidupan pibadi pengguna. Bahkan juga bisa mengambil gambar dari kamera handset pengguna dan panggilan telepon tanpa disadari.
Kampanye privasi pun mengkritik penyalahgunaan informasi pribadi ini. Pickles Nick, Direktur Big Brother Watch menggambarkan pasar aplikasi sebagai hal yang tidak teratur. Tidak hanya Nick, Emma Draper dari Privacy International pun menyampaikan kritikannya, dengan mengatakan bahwa informasi pribadi adalah komonitas berharga dan perusahaan akan berusaha keras untuk mendapatkannya sebanyak mungkin.
Aplikasi Facebook telah diunduh ke smartphone berbasis Android lebih dair 100 juta kali, namun beberapa penggunanya diperkirakan mengetahui bahwa mereka telah setuju untuk memberikan Facebook hak membaca SMS yang tersimpan pada perangkat atau SIM.
Rincian ini sering dijual ke pengiklan dan perusahaan riset pasar, dengan memperlihatkan mereka yang mengunduh aplikasi untuk iklan yang tidak diinginkan dan pesan spam. Bahkan menurut Daniel Rosenfield, Direktur perusahaan aplikasi, Sun Products mengungkapkan menjual informasi seperti itu jauh lebih menguntungkan ketimbang aplikasi berbayar.
Sementara itu juru bicara Facebook mengatakan, permintaan izin untuk membaca pesan teks adalah untuk memungkinkan aplikasi membaca dan menulis data antara diri sendiri dan fitur SMS, bukan untuk menjaring pesan pribadi. "Jika Facebook akhirnya meluncurkan suatu fitur yang menggunakan hak akses ini, kami akan memastikan bahwa itu disertai dengan pedoman yang memadai," ujar juru bicara itu, seperti dilansir Daily Mail, Senin (27/2/2012).
Google pun mengomentari isu masalah privasi ini. "Sejak awal, Android telah memiliki sistem izin terkemuka yang menginformasikan konsumen, data aplikasi apa yang bisa mengakses dan mengharuskan pengguna menyetujui sebelum diinstal," jelas Google. (tyo)
Hal ini kerap terjadi ketika pengguna hanya menerima sedikit syarat, ketika mereka mengunduh aplikasi. Artinya konsumen memberikan pengembang hak untuk 'memanen' banyak informasi pribadi mereka.
Tapi hal itu dibantah oleh beberapa perusahaan besar, Facebook misalnya, menyatakan bahwa orang yang menggunakan aplikasi smartphone Android setuju untuk memberikan izin membaca pesan teks. Meksipun begitu, raksasa jejaring sosial ini mengatakan belum memanfaatkan hak tersebut.
Situs media sosial seperti Flickr dan Yahoo! diduga membaca pesan teks melalui aplikasi mereka, sedangkan aplikasi dari perusahaan yang lebih kecil memungkinkan mereka untuk mengekstrak rincian tentang kehidupan pibadi pengguna. Bahkan juga bisa mengambil gambar dari kamera handset pengguna dan panggilan telepon tanpa disadari.
Kampanye privasi pun mengkritik penyalahgunaan informasi pribadi ini. Pickles Nick, Direktur Big Brother Watch menggambarkan pasar aplikasi sebagai hal yang tidak teratur. Tidak hanya Nick, Emma Draper dari Privacy International pun menyampaikan kritikannya, dengan mengatakan bahwa informasi pribadi adalah komonitas berharga dan perusahaan akan berusaha keras untuk mendapatkannya sebanyak mungkin.
Aplikasi Facebook telah diunduh ke smartphone berbasis Android lebih dair 100 juta kali, namun beberapa penggunanya diperkirakan mengetahui bahwa mereka telah setuju untuk memberikan Facebook hak membaca SMS yang tersimpan pada perangkat atau SIM.
Rincian ini sering dijual ke pengiklan dan perusahaan riset pasar, dengan memperlihatkan mereka yang mengunduh aplikasi untuk iklan yang tidak diinginkan dan pesan spam. Bahkan menurut Daniel Rosenfield, Direktur perusahaan aplikasi, Sun Products mengungkapkan menjual informasi seperti itu jauh lebih menguntungkan ketimbang aplikasi berbayar.
Sementara itu juru bicara Facebook mengatakan, permintaan izin untuk membaca pesan teks adalah untuk memungkinkan aplikasi membaca dan menulis data antara diri sendiri dan fitur SMS, bukan untuk menjaring pesan pribadi. "Jika Facebook akhirnya meluncurkan suatu fitur yang menggunakan hak akses ini, kami akan memastikan bahwa itu disertai dengan pedoman yang memadai," ujar juru bicara itu, seperti dilansir Daily Mail, Senin (27/2/2012).
Google pun mengomentari isu masalah privasi ini. "Sejak awal, Android telah memiliki sistem izin terkemuka yang menginformasikan konsumen, data aplikasi apa yang bisa mengakses dan mengharuskan pengguna menyetujui sebelum diinstal," jelas Google. (tyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar