Katak jari panjang (foto: Live Science)
BURUNDI - Katak berjari panjang yang sejak dikhawatirkan punah telah ditemukan kembali di hutan Burundi, wilayah timur Afrika. Amfibi eksotis tersebut terakhir kali terlihat pada 1949.
Disebut sebagai katak jari pangjang Bururi (Cardioglossa cyaneospila), amfibi ini panjang amfibi ini sekira 3,8 centimeter. Tampilannya memiliki kombinasi antara warna hitam dan biru keabu-abuan.
Diwartakan Live Science, Jumat (30/3/2012), David Blackburn dari Californi Acdemy of Sciences dan Eli Greenbaum dari Universit of Texas, menemukan katak elusive itu ketika melakukan ekspedisi Bururi Forest Reserve pada Desember 2011 silam.
"Saya pikir terdengar suara katak kemudian berjalan menuju ke asal suara itu dan menunggu. Dengan penuh keberuntungan, saya perlahan menyingkirkan beberapa rumput dan menemukan katak itu sedang duduk di atas kayu," ujar Blackburn.
Meskipun para peneliti belum yakin berapa jumlah katak kecil yang bersembuyi di hutan Burundi, banyaknya suara nyanyian katak yang terdengar mengindikasikan jumlah yang baik. "Saat ini kami tidak punya gambaran tentang ukuran populasi. Walaupun saya bisa mengatakan terdengar lusinan suara nyanyian katak jantan," tambahnya.
Spesimen katak berjari panjang kini tinggal di koleksi herpetology California Academy of Sciences. Para peneliti berpendapat, mereka bisa menggunakannya untuk mengetahui seberapa lamakah Cardioglossa dan syaneospila telah terpisah dari kerabatnya di Kamerun. (fmh)
Disebut sebagai katak jari pangjang Bururi (Cardioglossa cyaneospila), amfibi ini panjang amfibi ini sekira 3,8 centimeter. Tampilannya memiliki kombinasi antara warna hitam dan biru keabu-abuan.
Diwartakan Live Science, Jumat (30/3/2012), David Blackburn dari Californi Acdemy of Sciences dan Eli Greenbaum dari Universit of Texas, menemukan katak elusive itu ketika melakukan ekspedisi Bururi Forest Reserve pada Desember 2011 silam.
"Saya pikir terdengar suara katak kemudian berjalan menuju ke asal suara itu dan menunggu. Dengan penuh keberuntungan, saya perlahan menyingkirkan beberapa rumput dan menemukan katak itu sedang duduk di atas kayu," ujar Blackburn.
Meskipun para peneliti belum yakin berapa jumlah katak kecil yang bersembuyi di hutan Burundi, banyaknya suara nyanyian katak yang terdengar mengindikasikan jumlah yang baik. "Saat ini kami tidak punya gambaran tentang ukuran populasi. Walaupun saya bisa mengatakan terdengar lusinan suara nyanyian katak jantan," tambahnya.
Spesimen katak berjari panjang kini tinggal di koleksi herpetology California Academy of Sciences. Para peneliti berpendapat, mereka bisa menggunakannya untuk mengetahui seberapa lamakah Cardioglossa dan syaneospila telah terpisah dari kerabatnya di Kamerun. (fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar