Serangga goreng di Bangkok
WASHINGTON - Ketika dunia terancam bencana kelaparan, bagaimana cara mengatasinya dengan cepat? Menurut PBB, serangga bisa saja menjadi jawaban kunci untuk pertanyaan tersebut.
Manusia membutuhkan kalori dan protein. Salah satu cara memperolehnya adalah dengan makan daging, tapi ini bukan merupakan cara yang efisien. Pasalnya, ternak seperti sapi dan kambing harus memakan sayuran 10 kali lebih banyak ketimbang kalori yang diubah menjadi daging.
Untuk kebutuhan protein manusia, ternyata serangga mempunyai banyak kandungan protein. Selain itu ada sekira 1.700 jenis serangga yang dapat dimakan di seluruh dunia, mulai dari kumbang dan belalang sampai belatung.
Organisasi Pangan dan Pertanian dari PBB bersama dengan Wageningen University di Belanda, beberapa waktulalu telah memulai penelitian untuk menemukan potensi serangga sebagai suplemen persediaan pangan di Eropa dan lainnya. Para ilmuwan berencana untuk mengksploitasi serangga sebagai bahan makanan alternatif.
Praktek memakan serangga sebenarnya umum ditemui di sebagian besar belahan Bumi. Menurut FAO sendiri, di kebudayaan barat, praktek tersebut dipandang menjijikkan.
Sederhananya, pandangan tersebut dipicu oleh iklim dingin yang membuat jumlah serangga yang dapat dimakan hanya sedikit. Dan negara-negara barat juga tidak mengadopsi tindakan memakan serangga ke dalam budayannya. Demikian diwartakan Life Little Mysteries, Senin (12/3/2012). (tyo)
Manusia membutuhkan kalori dan protein. Salah satu cara memperolehnya adalah dengan makan daging, tapi ini bukan merupakan cara yang efisien. Pasalnya, ternak seperti sapi dan kambing harus memakan sayuran 10 kali lebih banyak ketimbang kalori yang diubah menjadi daging.
Untuk kebutuhan protein manusia, ternyata serangga mempunyai banyak kandungan protein. Selain itu ada sekira 1.700 jenis serangga yang dapat dimakan di seluruh dunia, mulai dari kumbang dan belalang sampai belatung.
Organisasi Pangan dan Pertanian dari PBB bersama dengan Wageningen University di Belanda, beberapa waktulalu telah memulai penelitian untuk menemukan potensi serangga sebagai suplemen persediaan pangan di Eropa dan lainnya. Para ilmuwan berencana untuk mengksploitasi serangga sebagai bahan makanan alternatif.
Praktek memakan serangga sebenarnya umum ditemui di sebagian besar belahan Bumi. Menurut FAO sendiri, di kebudayaan barat, praktek tersebut dipandang menjijikkan.
Sederhananya, pandangan tersebut dipicu oleh iklim dingin yang membuat jumlah serangga yang dapat dimakan hanya sedikit. Dan negara-negara barat juga tidak mengadopsi tindakan memakan serangga ke dalam budayannya. Demikian diwartakan Life Little Mysteries, Senin (12/3/2012). (tyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar