ilustrasi super-Earths (foto: Live Science)
WASHINGTON - Berdasarkan ilmu pengetahuan, seharusnya ada miliaran planet berbatu yang bisa dihuni dii sekeliling bintang merah redup milik galaksi Bima Sakti. Nyatanya, planet-planet tersebut sulit dideteksi dan baru beberapa saja yang ditemukan.
Penemuan planet-planet yagn bisa dihuni itu didasarkan pada survei terhadap 102 bintang dalam kategori red dwarf yaitu bintang yang lebih redup, dingin, serta kurang padat jika dibandingkan dengan Matahari. Menurut para ilmuwan antariksa, bintang sejenis itu mengisi sekira 80 persen galaksi Bima Sakti.
Diwartakan Live Science, Selasa (3/4/2012), para ilmuwan antariksa menggunakan spektograf HARPS dalam teleskop di European Southern Observatory's La Silla Observatory di Chili. Lewat alat tersebut, mereka menemukan sembilan planet berukuran lebih besar dari Bumi.
Planet-planet tersebut kemudian didaulat sebagai super-Earths dan memiliki bobot sekita 10 kali massa Bumi. Dua dari super-Earths ditemukan berada pada zona yang bisa dihuni, tempat yang suhunya memungkinkan keberadaan zat cair.
"Pengamatan terbaru kami menggunakan HARPS menunjukkan sekira 40 persen bintang-bintang red dwarf memiliki sebuah super-Earths. Planet yang hampir menyerupai Bumi itu mengorbit di zona yang bisa dihuni, di mana zat cair bisa berada di permukaannya," ujar Xavier Bonfils, pemimpin penelitian dari Observatoire des Sciences de l'Univers de Grenoble, Perancis.
"Karena red dwarfs umum ditemukan, jumlahnya di galaksi Bima Sakti ada sekira 160 miliar. Hal ini mengarahkan kesimpulan kami pada kemungkinan ada planet-planet seperti ini di galaksi kita," tambahnya. (fmh)
Penemuan planet-planet yagn bisa dihuni itu didasarkan pada survei terhadap 102 bintang dalam kategori red dwarf yaitu bintang yang lebih redup, dingin, serta kurang padat jika dibandingkan dengan Matahari. Menurut para ilmuwan antariksa, bintang sejenis itu mengisi sekira 80 persen galaksi Bima Sakti.
Diwartakan Live Science, Selasa (3/4/2012), para ilmuwan antariksa menggunakan spektograf HARPS dalam teleskop di European Southern Observatory's La Silla Observatory di Chili. Lewat alat tersebut, mereka menemukan sembilan planet berukuran lebih besar dari Bumi.
Planet-planet tersebut kemudian didaulat sebagai super-Earths dan memiliki bobot sekita 10 kali massa Bumi. Dua dari super-Earths ditemukan berada pada zona yang bisa dihuni, tempat yang suhunya memungkinkan keberadaan zat cair.
"Pengamatan terbaru kami menggunakan HARPS menunjukkan sekira 40 persen bintang-bintang red dwarf memiliki sebuah super-Earths. Planet yang hampir menyerupai Bumi itu mengorbit di zona yang bisa dihuni, di mana zat cair bisa berada di permukaannya," ujar Xavier Bonfils, pemimpin penelitian dari Observatoire des Sciences de l'Univers de Grenoble, Perancis.
"Karena red dwarfs umum ditemukan, jumlahnya di galaksi Bima Sakti ada sekira 160 miliar. Hal ini mengarahkan kesimpulan kami pada kemungkinan ada planet-planet seperti ini di galaksi kita," tambahnya. (fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar